Sejarah Singkat Arkewologi

Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari tentang budaya dan sejarah manusia di masa lampau melalui kajian sistematis terhadap benda-benda peninggalan budaya. Benda-benda ini dapat berupa artefak, seperti alat-alat batu, tembikar, perhiasan, dan bangunan kuno, serta ekofak, seperti sisa-sisa tumbuhan dan hewan.

 

Sejarah arkeologi dapat dibagi menjadi beberapa periode:

 

1. Pra-Arkeologi (Sebelum Abad ke-19)

 

Pada periode ini, orang-orang tertarik dengan benda-benda kuno untuk berbagai alasan, seperti untuk koleksi pribadi, dekorasi, atau untuk mempelajari sejarah. Namun, metode penelitian arkeologi belum sistematis dan ilmiah.

 

2. Arkeologi Klasik (Abad ke-19 - Awal Abad ke-20)

 

Pada periode ini, arkeologi mulai berkembang sebagai ilmu yang sistematis dan ilmiah. Hal ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti:

 


  • Penemuan kembali peradaban kuno, seperti Mesir Kuno dan Mesopotamia.

  • Perkembangan metode penelitian, seperti penggalian arkeologi yang sistematis dan analisis artefak.

  • Munculnya teori-teori evolusi, yang menjelaskan perkembangan budaya manusia.

  •  

 

Tokoh-tokoh penting dalam periode ini termasuk:

 


  • Giovanni Battista Piranesi (Italia): Menggambar reruntuhan Romawi kuno.

  • William Flinders Petrie (Inggris): Melakukan penggalian arkeologi di Mesir dan Palestina.

  • Heinrich Schliemann (Jerman): Menemukan situs Troya.

  •  

 

3. Arkeologi Modern ( pertengahan Abad ke-20 - Sekarang)

 

Pada periode ini, arkeologi semakin berkembang dengan pesat. Hal ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti:

 


  • Perkembangan teknologi, seperti radiokarbon dating dan analisis DNA.

  • Perkembangan teori-teori arkeologi, seperti arkeologi prosesual dan arkeologi pasca-prosesual.

  • Meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelestarian situs arkeologi.

  •  

 

Arkeologi modern menjadi lebih interdisipliner, dengan melibatkan ilmu-ilmu lain seperti geologi, biologi, dan antropologi.

 

Tokoh-tokoh penting dalam periode ini termasuk:

 


  • Lewis Binford (Amerika Serikat): Mengembangkan arkeologi prosesual.

  • Ian Hodder (Inggris): Mengembangkan arkeologi pasca-prosesual.

  • Mary Leakey (Tanzania): Menemukan fosil hominid di Olduvai Gorge.

  •  

 

Arkeologi di Indonesia

 

Arkeologi di Indonesia mulai berkembang pada masa penjajahan Belanda. Pada masa itu, para arkeolog Belanda banyak melakukan penelitian di berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa, Bali, dan Sulawesi.

 

Setelah kemerdekaan Indonesia, arkeologi terus berkembang dengan pesat. Saat ini, terdapat banyak lembaga penelitian dan universitas di Indonesia yang memiliki program studi arkeologi.

 

Beberapa situs arkeologi penting di Indonesia antara lain:

 


  • Borobudur (Jawa Tengah)

  • Prambanan (Jawa Tengah)

  • Sangiran (Jawa Tengah)

  • Liang Bua (Flores)

  • Pompeii Timur (Sulawesi)

  •  

 

Manfaat Arkeologi

 

Arkeologi memiliki banyak manfaat, antara lain:

 


  • Membantu kita memahami sejarah dan budaya manusia di masa lampau.

  • Meningkatkan pengetahuan kita tentang asal-usul manusia dan evolusi budaya.

  • Membantu kita untuk melestarikan situs arkeologi dan warisan budaya.

  • Mempromosikan pariwisata dan ekonomi lokal.

  •  

 

Kesimpulan

 

Arkeologi adalah ilmu yang penting untuk memahami sejarah dan budaya manusia di masa lampau. Arkeologi telah berkembang pesat sejak zaman prasejarah dan saat ini menjadi ilmu yang interdisipliner dengan banyak manfaat.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Comments on “

Sejarah Singkat Arkewologi

Leave a Reply

Gravatar